Allah Ta'ala berfirman: "Dan tundukkanlah sayapmu - yakni bersikap merendahlah   kepada sesama kaum mu'minin," (al-Hijr:   88) Allah Ta'ala berfirman pula: "Dan sabarkanlah dirimu beserta orang-orang yang menyeru Tuhannya di   waktu pagi dan petang yang mereka itu menginginkan keredhaan Allah dan janganlah   engkau hindarkan pandanganmu terhadap mereka itu, kerana engkau menginginkan   keindahan hiasan keduniaan." (al-Kahf: 28) Allah Ta'ala berfirman lagi: "Maka terhadap anak yatim, janganlah engkau bersikap kasar dan kepada   peminta-peminta, janganlah engkau membentak-bentak." [26] (ad-Dhuha:   9-10) Juga Allah Ta'ala berfirman: "Adakah engkau mengetahui siapa orang yang mendustakan Dia - Islam   atau hari pembalasan di akhirat - itu? yang sedemikian itu ialah orang yang   tidak menghiraukan keadaan anak yatim dan tidak menyuruh - orang lain atau   jiwanya sendiri - untuk memberi makan kepada orang miskin." (al-Ma'un:   1-3)   261. Dari Sa'ad bin Abu Waqqash r.a., katanya: "Kita beserta Nabi   s.a.w. dan kita semua ada enam orang - selain beliau s.a.w. Kaum musyrikin lalu berkata: "Usirlah orang-orang enam itu, supaya   mereka tidak berani - bersikap tidak sopan - kepada kita. Enam orang itu ialah   saya - yang merawikan Hadis ini, Ibnu Mas'ud, seorang dari kabilah Hudzail,   Bilal dan dua orang lagi yang tidak saya sebut namanya. Mereka ini dianggap   tidak setaraf darjatnya oleh kaum musyrikin kalau duduk-duduk bersama mereka.   Hal itu mengesan sekali dalam jiwa Rasulullah s.a.w. sedalam yang dikehendaki   oleh Allah pengesanannya. Beliau mengusikkan itu dalam jiwanya, kemudian   turunlah firman Allah - yang ertinya: "Janganlah engkau mengusir orang-orang   yang menyeru kepada Tuhannya di waktu pagi dan petang yang mereka itu sama   menginginkan keredhaan Allah belaka." (al-An'am: 52) (Riwayat Muslim)   262. Dari Abu Hurairah, iaitu 'A-idz bin 'Amr, al-Muzani dan ia   termasuk golongan yang menyaksikan Bai'atur Ridhwan r.a. bahawasanya Abu Sufyan   mendatangi Salman, Shuhaib, Bilal dalam sekelompok sahabat. Mereka lalu berkata:   "Pedang-pedang Allah belum lagi bertindak terhadap musuh Allah sebagaimana   tindakan yang semestinya - yang dimaksudkan musuh Allah ialah Abu Sufyan itu,   sebab di kala itu ia masih menjadi kafir. Abu Bakar berkata: "Adakah engkau mengucapkan itu kepada sesepuh   Quraisy dan penghulu mereka" - Abu Bakar berkata ini kerana mengharapkan supaya   Abu Sufyan masuk Islam, bukan hendak melukai hati para sahabat yang berkata di   atas. Abu Bakar lalu mendatangi Nabi s.a.w. kemudian memberitahukan apa   yang terjadi itu. Nabi s.a.w. bersabda: "Hai Abu Bakar, barangkali engkau   menyebabkan mereka menjadi marah - sebab ucapanmu itu. Jikalau engkau   menyebabkan mereka marah, nescayalah engkau menyebabkan juga kemurkaan Tuhanmu."   Kemudian Abu Bakar mendatangi orang-orang tadi lalu berkata: "Wahai   saudara-saudaraku, saya telah menyebabkan engkau semua menjadi marah, bukan."   Mereka menjawab: "Tidak. Semoga Allah memberikan pengampunan padamu, hai   saudaraku." (Riwayat Muslim) Ucapannya: Ma'khadzaha ertinya tidak memenuhi hak   ketentuannya. Ya akhi diriwayatkan dengan fathahnya hamzah dan kasrahnya   kha' serta diringankannya ya' - yakni tidak disyaddahkan. Juga diriwayatkan   dengan dhammahnya hamzah, fathahnya kha' dan syaddahnya ya' - lalu berbunyi: Ukhayya.   263. Dari Sahl bin Sa'ad r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w.   bersabda: "Saya dan orang yang memelihara anak yatim itu dalam syurga seperti   ini." Beliau mengisyaratkan dengan jari telunjuk dan jari tengahnya dan   merenggangkan antara keduanya itu." (Riwayat   Bukhari) Kafilul yatim ialah orang yang   menanggung segala perkara yang diperlukan oleh anak yatim - baik makan, minum,   kediaman, pakaian dan pendidikannya, juga lain-lainnya pula.   264. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w.   bersabda: "Pemelihara anak yatim, baik miliknya sendiri atau milik lainnya,   saya - Nabi s.a.w. - dan ia adalah seperti kedua jari ini di dalam syurga." Yang   merawikan Hadis ini yakni Malik bin Anas mengisyaratkan dengan menggunakan jari   telunjuk serta jari tengahnya. (Riwayat Muslim) Sabda Nabi s.a.w. Alyatim iahu au lighairihi, ertinya ialah   yang masih termasuk keluarganya atau yang termasuk orang lain. Yang masih   keluarganya seperti anak yatim yang dipelihara oleh ibunya, neneknya, saudaranya   atau lain-lainnya orang yang masih ada kekeluargaan dengannya. Wallahu   a'lam.   265. Dari Abu Hurairah r.a. pula, katanya: "Rasulullah s.a.w.   bersabda: "Bukannya orang miskin itu orang yang ditolak oleh orang lain ketika   meminta sebiji atau dua biji kurma, atau ketika meminta sesuap atau dua suap   makanan. Tetapi hanyasanya orang miskin yang sebenar-benarnya ialah orang yang   enggan meminta-minta - sekalipun sebenarnya ia memerlukan." (Muttafaq   'alaih) Dalam riwayat kedua kitab Shahih Bukhari dan Muslim itu disebutkan   pula demikian: Nabi s.a.w. bersabda: "Bukannya orang miskin itu orang yang berkeliling menemui orang-orang   banyak, lalu ditolak ketika meminta sesuap dua suap makanan atau sebiji dua biji   kurma, tetapi orang miskin yang sebenar-benarnya ialah orang yang tidak   mempunyai kekayaan untuk mencukupi kebutuhannya, tidak pula diketahui   kemiskinannya, sebab andaikata diketahui tentu ia akan diberi sedekah, bahkan   tidak pula ia suka berdiri lalu meminta-minta sesuatu kepada   orang-orang."   266. Dari Abu Hurairah r.a. juga dari Nabi s.a.w., sabdanya: "Orang   yang berusaha untuk kepentingan seseorang janda atau orang miskin itu seperti   orang yang berjihad fi-sabilillah," dan saya - yang merawikan Hadits ini -   mengira bahawa beliau s.a.w. juga bersabda: "Dan seperti pula seorang yang   melakukan shalat malam yang tidak pernah letih - yakni setiap malam   melakukannya, juga seperti orang berpuasa yang tidak pernah berbuka - yakni   berpuasa terus setiap harinya." (Muttafaq 'alaih)   267. Dari Abu Hurairah r.a. lagi dari Nabi s.a.w., sabdanya:   "Seburuk-buruk makanan ialah makanan walimah yang tercegah - yakni tidak   diundang - orang yang ingin mendatanginya iaitu kaum fakir-miskin, sebab   memerlukannya, tetapi diundanglah orang yang tidak ingin mendatanginya - iaitu   kaum kaya raya sebab sudah sering makan enak-enak. Namun demikian barangsiapa   yang tidak mengabulkan undangan walimah - pengantin - itu, maka ia telah   bermaksiat kepada Allah dan RasulNya." (Riwayat Muslim) Dalam riwayat kedua kitab shahih Bukhari dan Muslim juga   disebutkan  demikian iaitu  dari    Abu  Hurairah  r.a.,  Nabi s.a.w.   bersabda: "Seburuk-buruk makanan ialah makanan walimah yang diundanglah ke situ   orang-orang kaya dan ditinggalkanlah orang-orang fakir-miskin."   268. Dari Anas r.a. dari Nabi s.a.w., sabdanya: "Barangsiapa yang menanggung segala keperluan dua gadis - dan   mencukupkan makan minumnya, pakaiannya, pendidikannya, dan lain-lain - sampai   keduanya meningkat usia baligh, maka ia datang pada hari kiamat, saya - Nabi   Muhammad s.a.w. - dan ia adalah seperti kedua jari ini dan beliau mengumpulkan   jari-jarinya." (Riwayat Muslim) Jariyataini yakni dua jariah   ertinya dua orang anak perempuan.   269. Dari Aisyah radhiallahu 'anha, katanya: "Ada seorang wanita   masuk ke tempatku dan beserta wanita itu ada dua anak gadisnya. Wanita itu   meminta sesuatu, tetapi tidak menemukan sesuatu apapun di sisiku selain sebiji   kurma saja, Kemudian itulah yang kuberikan padanya, lalu wanita tadi   membahaginya menjadi dua untuk kedua anaknya itu, ia sendiri tidak makan   sedikitpun dari kurma tersebut. Selanjutnya ia berdiri lalu keluar. Nabi s.a.w.   kebetulan masuk di tempatku pada waktu itu, lalu saya beritahukanlah hal tadi.   Beliau s.a.w. terus bersabda: "Barangsiapa yang diberi cubaan sesuatu dari gadis-gadis seperti ini,   lalu berbuat baik kepada mereka, maka gadis-gadis itulah yang akan menjadi tabir   untuknya dari siksa neraka." (Muttafaq 'alaih)   270. Dari Aisyah radhiallahu 'anha pula, katanya: "Saya didatangi   oleh seorang wanita miskin yang membawa kedua anak gadisnya, lalu saya   memberikan makanan kepada mereka itu berupa tiga biji buah kurma. Wanita itu   memberikan setiap sebiji kurma itu kepada kedua anaknya sebuah seorang dan   sebuah lagi diangkatnya ke mulutnya - hendak dimakan sendiri. Tiba-tiba kedua   anaknya itu meminta supaya diberikan saja yang sebuah itu untuk mereka makan   pula lalu wanita tadi memotong buah kurma yang hendak dimakan itu menjadi dua   buah dan diberikan pada kedua anaknya. Keadaan wanita itu amat menghairankan   saya, maka saya beritahukan apa yang diperbuat wanita itu kepada Rasulullah   s.a.w., kemudian beliau bersabda: "Sesungguhnya Allah telah mewajibkan untuk wanita itu akan masuk   syurga kerana kelakuannya tadi dan akan dimerdekakan pula dari siksa neraka."   (Riwayat Muslim)   271. Dari Abu Syuraih, iaitu Khuwailid bin 'Amr al-Khuza'i r.a.,   katanya: "Nabi s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya saya sangat memberatkan dosa - kesalahan -orang yang   menyia-nyiakan haknya dua golongan yang lemah, iaitu anak yatim dan orang   perempuan." Ini adalah Hadis hasan yang diriwayatkan oleh an-Nasa'i dengan isnad   yang baik. Makna Uharriju ialah aku menganggap dosa dan maksudnya berdosa   bagi orang yang menyia-nyiakan haknya kedua macam orang di atas yakni anak yatim   dan wanita, juga aku takut-takuti dengan sesangat-sangatnya orang yang melakukan   sedemikian itu, bahkan ku larang benar-benar, jangan sekali-kali dipermainkan   hak-hak mereka itu.   272. Dari Mus'ab bin Sa'ad bin Abu Waqqash radhfallahu 'anhuma,   katanya: "Sa'ad merasa bahawasanya ia memiliki kelebihan keutamaan dari   orang-orang yang sebawahnya, kemudian Nabi s.a.w. bersabda: "Bukankah engkau semua tidak akan memperolehi pertolongan atau rezeki   melainkan dengan sebab usaha dari orang-orang yang lemah dari kalanganmu semua   itu." Diriwayatkan oleh Imam Bukhari sebagai Hadis mursal, sebab sebenarnya   Mus'ab bin Sa'ad itu adalah seorang Tabi'i. Hadis ini juga diriwayatkan oleh   al-Hafizh Abu Bakar al-Barqani dalam kitab shahihnya sebagai Hadis muttashil   dari Mus'ab dari ayahnya r.a.   273. Dari Abuddarda', iaitu 'Uwaimir r.a., katanya: "Saya mendengar   Rasulullah s.a.w. bersabda: "Carilah untukmu orang-orang yang lemah, sebab hanyasanya engkau   semua diberi rezeki serta pertolongan dengan sebab orang-orang yang lemah di   kalangan engkau semua itu." Diriwayatkan oleh Abu Dawud dengan isnad yang baik. Keterangan: Hadis di atas menurut riwayat Imam an-Nasa'i berbunyi: "Hanyasanya ummat ini dapat memperolehi pertolongan - Allah Ta'ala -   dengan sebab kaum yang lemah dari golongan mereka - kaum Muslimin." Mengapa demikian? Dalam penafsirannya disebutkan bahawa kaum yang   dha'if, lemah dan dipandang tidak berharga oleh umumnya masyarakat itulah yang   justeru banyak yang dikabulkan doanya, kerana mereka ikhlas dalam berdoa lebih   khusyu' dalam mengerjakan ibadat kerana hati mereka sudah kosong sama sekali   dari pemikiran perihal keduniawian, sebab memang tidak memiliki   kelebihan-kelebihan. Oleh sebab itu kita yang dari golongan berada, apalagi yang hartawan,   jangan sekali-kali menganggap hina-dina kepada mereka itu, sebab kefakiran dan   kelemahan dalam hal harta benda itu memang bukan suatu cela. Mereka sayugianya   kita tolong sesuai dengan kemampuan kita, agar suka membantu kita berdoa untuk   memperolehi rezeki yang halal. Mereka tentu suka mendoakan orang yang   kasih-sayang kepada mereka, sebab kalau ada rezeki yang kita perolehi, mereka   pun pasti akan merasakan bahagiannya. Jadi sebagaimana orang yang tegap dan kuat   merasa memiliki kelebihan dengan keberaniannya, maka kaum yang lemah itu pun   memiliki kelebihan di sisi Allah Ta'ala dengan doa yang mereka panjatkan yang   mustajab (terkabul) ke hadhirat Allah serta dengan keikhlasannya. 
  Lemah Lembut